Friday, January 5, 2018

KUNJUNGAN KE CHIANG MAI 2017

KUNJUNGAN KE CHIANG MAI 2017


Pada tanggal 2 December 2017, murid-murid kelas 9 dari sekolah ACS Jakarta pergi ke kampus Traidhos di Chiang Mai, Thailand untuk karyawisata. Murid-murid dibagikan ke dalam 3 kelompok yang dibedakan berdasarkan warna bajunya yaitu kelompok biru, pink dan hijau. Saya di dalam kelompok warna biru yang terdiri dari 12 murid, 2 guru dan Bapak direktur kamp yang maha kuasa Mr Leigh.

Pada perkunjungan ke Traidhos, kami naik pesawat ke Bangkok lalu transit ke Chiang Mai. Beberapa murid (termasuk saya) dan guru mengambil selimut yang disediakan dinas penerbangannya dan membawakan pulang. Jika tidak tertangkap artinya bukan pencurian. Pada perjalanan bis ke Traidhos dari bandara Chiang Mai, orang-orang di dalam bis saya menyanyi-nyanyi dan seperti paduan suara malaikat, kami memberkati kuping rekan kami dengan suara kita yang luar biasa.

Saya berbagi satu apartemen dengan 4 teman saya. Apartemennya punya 2 kamar tidur dengan 2 tempat tidur bertingkat, 2 kamar mandi dan 1 daerah umum dengan beberapa sofa dan kursi dan 1 kulkas. Di daerah dekat apartemen kami ada banyak ulat bulu dan semut jadi kami tidur sangat telat karena harus memberes-beres. Bukan hanya itu tapi kami takut jadi yang seharusnya 2 tempat tidur bertingkat untuk 2 orang di kamar tidur yang satu dan 3 di yang satu lagi menjadi 2 ranjang bertingkat untuk 5 orang. Hasil ini bisa dicapai jika 2 tempat tidurnya didorong supaya lebih dekat dan 3 orang bisa tidur di tingkat bawah dan 2 di atas.


Pada hari pertama, kami ke Taman Alam Gajah yang mengadvokasi perlakuan layak kepada gajah-gajah. Di sana kita belajar tentang penyiksaan yang gajah-gajah mengalami karena manusia. Di sana kami juga memandikan gajah di dalam sungai. Kacamata saya lepas dan cemplung ke dalam sungai dan hilang. Bukan hanya gajah yang mereka menyelamatkan dan menolong tetapi juga ada bayak anjing dan kucing di tamanya.


Malam itu kami ke Pasar Malam. Di sana kami membeli oleh-oleh dan makan malam. Kita makan di rumah makan bernama "Aisha Thai Food." Makanannya Aisha biasa aja dan menunggunya lama sekali. Tetapi di depanya ada toko kecil yang menjual sate bakar yang besar sekali. Mereka menyediakan aneka daging, makanan laut dan sayur yang dipanggang. Jika pelanggan ingin, mereka juga punya bumbu pedas. Sate itu LUAR BIASA enaknya. Akhirnya saya dan teman saya bolak-balik ke toko itu untuk membeli satenya.

Pada hari kedua kami melakukan zipline dan mendapat baju dan sertifikat. Kebanyakan nama di sertifikat murid laki-laki salah karena mereka mencetak namanya berdasarkan nama yang harus kami menulis sendiri. Karena itu, nama-nama kami dibaca salah dan tercetak salah. Yang Bapak direktur camp yang maha kuasa Mr Leigh paling suka adalah sertifikatnya teman saya yang nama akhirnya menjadi "ATM adja." Jadi jika kami perlu uang kami selalu minta dari dia karena dia ATM.

Siangnya, kami mengayak ke rumah perahu dan kita menginap disana untuk semalam. Di sana kita harus memakai "life vest" jika kami ingin masuk ke dalam air dan berenang. "life vest" yang kami menggunakan punya satu tali pengikat yang harus dipasang dekat kemaluan. Sampai hari ini, saya dan beberapa murid laki-laki yang lain masih trauma dengan sang pembunuh anak "Crotch Strap." Di sana saya juga melihat seorang bapak-bapak yang naik perahu dengan 2 anjing. Saya ke sana memang dengan anjing juga sih tapi dengan anjing yang tipe beda. 

Sampai malam, kami berenang dan main kartu. Saat malam tiba kami tetap main kartu tetapi kami berhenti sebentar untuk memandangi bulan purnama menerbit. Bulannya putih dan terang sekali hingga kami sempat bingung "Kok matahari naik lagi ya?" Bintang-bintang juga bisa kelihatan di langit malam hari. Di Jakarta, bintang tidak pernah kelihatan kecuali jika ada house event di sekolah dan saya ketemu kakak kelas saya. 

 Esok harinya kami naik perahu balik ke tanah dan naik bis ke arah kampus Traidhos lagi. Di sana kami istarahat lalu belajar cara memasak masakan Thailand seperti kari, tumis goreng dan sebuah pencuci mulut yang terbuat dari daun pandan, gula jawa, santan kelapa dan pisang. Setelah itu, kami balik ke apartemen sebentar untuk ambil barang lalu naik bis ke tempat untuk rafting. Untung kacamata saya sudah cemplung ke dalam sungai. Kalau tidak, pasti bakal hilang saat rafting.

Pagi hari aktivitas terakhir kami melakukan dinding manjat dan saya sadar bahwa saya sangat suka menjadi belay untuk orang yang memanjat. Setelah itu, kami melakukan tali rendah dan dinding tinggi. Lalu kami mandi dan siap-siap untuk makan malam Khantoke. Waduh orang Thailand benaran mengerti bagaimana memasak. Semua makanannya sedap. Yang kita akhirnya tambah-tambah adalah ayam gorengnya yang luar biasa. Setelah itu kami menonton penampilan dari berbagai penari dan seniman Thailand. Yang paling keren adalah tari pedang berapi yang menggunakan ,kau menebaknya, PEDANG BERAPI. Betapa kerennya itu.

Pagi berikutnya adalah pagi terakhir di Traidhos dan kami pulang. Saya sangat senang mengikut kunjungan ini ke Chiang Mai dan sampai sekarang tetap kangen dengan kamar saya di Traidhos dan ulat-ulat yang harus kami membuang.